Israel Serang Rumah Pengungsi di Gaza, 11 Jiwa Melayang

Sebuah serangan udara Israel menghantam rumah milik keluarga pengungsi slot terbaru di Kamp Pengungsian Khan Younis, bagian selatan Gaza. Kantor pertahanan sipil yang dikelola Hamas melaporkan 11 orang tewas, termasuk tiga bayi—dua berusia satu tahun dan satu yang baru berusia sebulan. Seluruh korban berasal dari satu keluarga besar, yang dikenal sebagai keluarga Al‑Bayram AP News+6AP News+6Reuters+6The Times of Israel+1Wikipedia+1Arab News+1The Times of Israel+1.

Kronologi dan Konteks

Serangan terjadi dini hari, sekitar pukul 03.00 GMT, menurut laporan AFP dan Times of Israel yang dikutip oleh kantor pertahanan sipil setempat . Israel hingga saat ini belum memberikan tanggapan resmi terkait insiden ini.

Dampak terhadap Korban

Keluarga Al‑Bayram sendiri kehilangan 11 anggotanya, termasuk tiga bayi, yang baru menjalani fase awal kehidupan namun sudah menjadi korban konflik berskala luas ini Arab News+1Wikipedia+1. Memukulnya adalah fakta bahwa mereka tinggal di rumah yang seharusnya menawarkan perlindungan, bukan target militer.

Klaim dan Kontroversi

Israel yang mengklaim meminimalkan serangan sipil dan menuduh Hamas menggunakan warga warga sebagai “human shields”, sejauh ini belum memberikan komentar khusus atas peristiwa ini Wikipedia. Sementara itu, Hamas memandang insiden ini sebagai bentuk serangan yang tidak dapat dibenarkan, menyoroti skala humanitar yang semakin memburuk di Gaza yang terus diblokade dan dibombardir.

Gambaran Konflik yang Lebih Luas

Serangan ini bukanlah peristiwa tunggal. Gaza kini tengah menghadapi krisis kemanusiaan parah:

  • Puluhan serangan telah menghantam kamp-kamp pengungsi seperti Bureij dan Jabalia, menewaskan puluhan bahkan ratusan orang, termasuk perempuan dan anak-anak AP News+7The Times of Israel+7The Guardian+7ElHuffPost+10Wikipedia+10AP News+10.

Aspek Hukum dan Hak Asasi

Serangan terhadap warga sipil, terutama terhadap bayi dan anak-anak, jelas menabrak prinsip hukum humaniter internasional. Konvensi Jenewa dan berbagai norma HAM mengharuskan pembedaan tegas antara target militer dan warga sipil. Kelompok pemantau dan badan internasional seperti PBB beberapa kali menyebut situasi di Gaza kini sebagai “katastrofi kemanusiaan”.

Reaksi dan Tekanan Global

Sejumlah negara dan organisasi HAM internasional mengecam keras serangan ini:

  • Lembaga-lembaga donor seperti EU, MsF (Médecins Sans Frontières), dan WFP mengkritik keras cara distribusi bantuan oleh lembaga seperti Gaza Humanitarian Foundation, menyoroti krisis struktur bantuan yang gagal menjangkau warga yang paling membutuhkan Anadolu Ajansı+5Wikipedia+5Wikipedia+5The GuardianThe Guardian.

Jalan Menuju Perdamaian

Usulan terbaru mencakup gencatan senjata selama 60 hari, dengan pertukaran sandera antara Hamas dan Israel, serta penarikan pasukan Israel dari area tertentu . Namun Hamas mengajukan amandemen agar penarikan Israel lebih pasti, serta akses bantuan yang lebih luas dan permanen.

Ini menambahkan daftar panjang penderitaan warga Gaza, menunjukkan lokasi “aman” kini semakin jarang. Dunia internasional kini berada di persimpangan: mendesak bantuan kemanusiaan dan penegakan hukum internasional, tetapi perang tak kunjung berhenti. Rakyat sipil yang seharusnya terlindungi justru menjadi korban paling rentan dari kegagalan diplomasi, politik, dan strategi militer.

By admin