Selat Hormuz bukan hanya jalur laut strategis, tetapi juga urat nadi perdagangan energi dunia. Iran, yang menguasai sisi utara selat ini, beberapa kali mengancam akan menutupnya jika ketegangan dengan Amerika Serikat dan sekutunya terus meningkat. Jika Iran benar-benar menutup Selat Hormuz, tiga negara besar akan merasakan dampaknya paling parah—dan dua di antaranya bahkan memiliki senjata nuklir.
Pertama, India akan mengalami krisis energi besar-besaran. Negara ini sangat bergantung pada impor minyak dari Timur Tengah, dan sekitar 80% pasokannya melewati Selat Hormuz. Jika aliran minyak terhenti, ekonomi India bisa terguncang, inflasi melonjak, dan sektor transportasi terdampak langsung.
Kedua, China juga akan terpukul. Meskipun negara ini memiliki cadangan energi besar dan jalur alternatif melalui proyek Belt and Road, sebagian besar minyak daftar medusa88 mentahnya masih datang dari kawasan Teluk melalui Selat Hormuz. Jika selat ini tertutup, rantai pasokan energi China akan terganggu, dan Beijing mungkin harus mengambil langkah diplomatik atau militer untuk menjamin akses.
Ketiga, Amerika Serikat tidak hanya khawatir soal suplai energi, tapi juga melihat penutupan selat sebagai ancaman langsung terhadap dominasi globalnya. Sebagai negara pemilik bom nuklir, AS bisa menanggapinya dengan aksi militer terbuka, mengingat armada Angkatan Lautnya aktif berpatroli di kawasan itu.
Jika Iran benar-benar menutup Selat Hormuz, dunia akan menghadapi gejolak energi dan kemungkinan konflik berskala luas. Tiga negara ini—India, China, dan AS—akan berada di garis depan dalam merespons krisis tersebut.